Itinerary Trip Banyuwangi untuk 4 Hari

Sebenarnya Banyuwangi bukan kota yang asing bagi saya. Tahun 2009 adalah kali pertama saya menginjak Banyuwangi, namun hanya numpang transit beberapa jam saja sebelum ke Bali. Alias hanya di sekitar Ketapang saja. Selanjutnya kembali lagi pada 2014 mengunjungi Kawah Ijen, Pulo Merah, dan TN Meru Betiri ke Teluk Ijo dan Pantai Sukamade. Kemudian saya kembali lagi di 2017 mengunjungi Pulau Tabuhan, TN Baluran (well, ini di Situbondo sih), TN Alas Purwo, Pulo Merah, dan beberapa pantai2 dekat kota untuk sunrise.

saya di Baluran 2017 lalu

Sebenarnya saya suka sekali dengan Banyuwangi. Pilihan wisata alamnya yang beragam, makanannya yang enak-enak, dan biaya akomodasi yang cukup terjangkau. Sayangnya lokasinya yang ujung timur Pulau Jawa, membuat perjalanan ke sana membutuhkan waktu yang panjang. Berbeda dengan Bali, Lombok yang secara geografis lebih jauh, namun waktu tempuh bisa cepat karena tersedia direct flight.

Sebagian dokumentasi Banyuwangi 2014

Ke Banyuwangi dari Jogja, pilihan paling mudah hanya perjalanan darat. Karena itu meskipun suka dengan Banyuwangi, saya tidak sering-sering ke sana, apalagi kalau waktu liburnya terbatas. Beruntung libur lebaran kali ini waktunya cukup panjang, sehingga bisa kembali merencanakan liburan ke Banyuwangi.

Transportasi

Menurut saya, transportasi paling masuk akal dari Jogja ke Banyuwangi adalah melalui jalur darat. Pilihannya bisa transportasi umum seperti bus atau kereta api. Saya sendiri memilih menggunakan kereta api karena lebih terjamin secara waktu, dan minim risiko tersendat macet akibat arus mudik dan balik.
Ada beberapa kereta yang langsung melayani rute Jogja Banyuwangi:

Sri Tanjung : Kereta ekonomi paling ekonomis. per-Mei 2022 tarif Jogja Banyuwangi hanya Rp. 94.000 saja. Ini juga kereta yang saya pakai tahun 2009 saat pertama kali ke Banyuwangi untuk menyebrang ke Bali. Start dari Stasiun Lempuyangan Jogja pukul 07.00 pagi, dan pemberhentian terakhir di Stasiun Ketapang Banyuwangi pukul 20.05 WIB.

Wijaya Kusuma : Kereta ini tersedia dalam gerbong ekonomi premium dan eksekutif. Untuk kita-kita yang cuti atau hari liburnya terbatas, ini bisa menjadi opsi karena jam berangkatnya pukul 18.20 dari Stasiun Tugu, dan tiba di pemberhentian terakhir di Ketapang pukul 05.45 WIB. Jadi kalo malam tidur nyenyak, paginya bisa langsung gas eksplor Banyuwangi. Harganya tentu saja lebih mahal. Saat keadaan normal, ekonomi premium mulai 250rb, dan lebaran menjadi 340rb-an.

Mutiara Timur : Kereta ini juga tersedia gerbong ekonomi dan eksekutif. Harga tiketnya juga mirip-mirip dengan Wijaya Kusuma. Mutiara Timur ini jam perjalanannya yang peling enak menurutku. Dari Stasiun Tugu pukul 20.05 dan pemberhentuan terakhir juga di Ketapang. Saya naik kereta ini dan tiba di Stasiun Banyuwangi Kota pukul 07.09 WIB. Gak kepagian banget kaya Wijaya Kusuma.

Kursi kelas Ekonomi Mutiara Timu, Mei 2022

Sedihnya, ternyata ekonomi-nya Mutiara Timur ini masih pakai gerbong ekonomi lama yang kursinya tegak berhadapan seat 2-2. Menurut saya sih ini overprice ya dengan harga 370rb saat lebaran, tapi kenyamanannya hampir setara dengan Sri Tanjung yang 94ribu aja. Cuma beda di formasi kursi aja, karena kalau Sri Tanjung kursinya 2-3.

Akomodasi

Kami tiba di Stasiun Banyuwangi Kota pukul 7 pagi. Stasiun Banyuwangi Kota ini lokasinya di tengah kota, dan bukan pemberhentian terakhir ya. Jadi kalau mau dekat dengan Pelabuhan Ketapang atau daerah Watudodol, bisa berhenti di stasiun terakhir yaitu Ketapang. Saya sendiri menginap di Banyuwangi Kota sehingga turun di Stasiun Banyuwangi Kota.

Untuk yang berencana sewa sepeda motor, di depan stasiun ini sudah ada banyak rental sepeda motor. Warung makan juga ada banyak dengan harga yang masuk akal pula. Jadi ketika sampai, kami sarapan dulu di warung depan stasiun. Baru kemudian kami pesan taksi online ke hotel. Untuk titik jemput taksi dan ojek online, kita tinggal naik dikit ke tanjakan, nanti udah ada spot tunggu gojek/grab.

Kami menginap di Snooze Ijen Hostel, lokasinya strategis di Jl Borobudur belakang kantor Bupati Banyuwangi. Iya, se-di tengah kota- itu. Snooze ini punya beberapa tipe kamar mulai dari yang dormitory, private non AC shared bathroom, sampai yang private ber-AC with private bathroom. Alhamdulillah kemarin kami dapat kamar yang double bed with AC and private bathroom cuma 145rb aja di Traveloka. Mungkin karena bookingnya sebelum pengumuman libur Lebaran kali ya, jadi belum kena tarif lebaran.

Karena masih pagi, jadi kami belum bisa check in. Tapi bisa titip koper dan numpang kamar mandi dan toilet untuk bersih-bersih, atau mau leyeh-leyeh sambil ngopi-ngopi dulu. Di Snooze, stafnya sangat helpful walaupun kami statusnya belum check in. Pas kamarnya sudah siap juga kami diwhatsapp dikasih tau kalo kamar sudah siap dan bisa check in, walaupun belum jam 2 siang. hehehe. Setelah bebersih dan titip koper, kami mulai jalan-jalan piknik deh.

Day 1

Karena kami datangnya pagi, jadi sekalian aja kami mainnya yang sekalian menumpang mandi. Destinasi pertama adalah Air Terjun Jagir, yang sekitar 20-30 menit dari Snooze dengan bersepeda motor. Menuju ke Jagir, kita akan melewati Desa Adat Kemiren. Karena kami datang ke sana H+1 Lebaran alias 1 Syawal, sebenarnya ada festival adat Suku Osing (penduduk asli) di desa ini pukul 13.00 WIB. Tapi kami gak ikutan karena keburu pengen rebahan. Pegel bok duduk di kursi tegak kereta 11 jam padahal bayar mahal (dibahas lagi).

Air Terjun Jagir dari agak jauh
Air Terjun Jagir dari dekat, tapi stok foto 2017

Setelah mandi dan main air sampai puas di Jagir, udah masuk jam makan siang dan laper donk. Jadinya kami lanjut cari makan siang, yang mana sedih bangettt. Warung makan masih pada tutup T_T. wajar sih, namanya juga masih masa lebaran. Tapi bersyukur akhirnya nemu yang buka, walau harus agak sabar nunggu menunya lama karena antriiiii. Setelah makan siang, kami kembali ke Snooze, check in, dan bobok siang.

Menu makan siang, nasi tempong, rujak soto, pecel pithik

Malamnya kami rencananya mau makan ikan bakar di kawasan Plengsengan. Sekalian mampir ke Pantai Boom yang lagi hits banget itu. Ternyata lagi-lagi sepanjang Plengsengan dan Kampung Ikan Mandar, warung-warung yang berjejer itu masih libur lebaran semua. Ngelewatin Pantai Boom juga padet banget sampe masuknya mau macet-macet. Jadinya gak minat deh. Akhirnya nemu warung ikan bakar Pondok Pelangi yang tetap buka. Alhamdulillah.

Day 2

Hari kedua ini tujuan kami adalah ke De-Djawatan Benculuk, kemudian lanjut ke TN Meru Betiri dengan tujuan Teluk Ijo, dan kalau gak mager, nyunset di Pantai Pulo Merah. Destinasi-destinasi ini lumayan jauh kalo dari kota, tapi rutenya searah. Jadi bisa sekalian jalan daripada besoknya bolak balik lagi tua di jalan.

Kami berangkat pagi agak kesiangan, mampir sarapan Sego Cawuk Bu Mantih (+/- 25 menitan) di Pasar Rogojampi. Kemudian langsung menuju ke De Djawatan Benculuk (+/- 30 menit), baru ke Pantai Rajegwesi (1,5 jam) dan nyebrang pake perahu ke Teluk Ijo. wah mengetiknya saja sudah panjang ya perjalanannya.

Sego Cawuk Bu Mantih Pasar Rogojampi

Untuk ke Teluk Ijo, ada 2 opsi ke sananya. Bisa lewat darat jadi terus aja dari pintu masuk TN Meru Betiri, tar habis itu treking. Nah ini detailnya saya kurang tau, karena 2 kali ke Teluk Ijo, saya mager treking jadi selalu pilih opsi nyebrang pake perahu. Opsi 2 adalah parkir di Pantai Rajegwesi, kemudian naik perahu ke Teluk Ijo. Tarifnya per lebaran kemarin (Mei 2022), adalah 50ribu PP per orang.

Pulangnya karena jompo jadi males kena angin malam lama-lama di jalan, kami skip Pantai Pulau Merah nya dan langsung otw pulang. Tentu saja karena sudah masuk jam makan malam, kami mampir makan malam di jalan. Alhamdulillah meskipun blind buy, tapi Rumah Makan Betutu Tepi Sawah di Rogojampi ternyata enakkk dan gak zonk. Jadi sampai hotel tinggal mandi lanjut bobok.

Day 3

Hari terakhir di Banyuwangi ini kami ke arah utara, dengan tujuan TN Baluran of course dengan segala isinya seperti Savana Bekol dan Pantai Bama, terus sekalian mampir numpang muterin Waduk Bajulmati, dan mampir makan ikan di Watudodol.

TN Baluran ini sebenarnya sudah di TN Kabupaten Situbondo. Jadi udah antar kota ya, bund. Jarak dari Banyuwangi kota sampai ke gerbang loket TN Baluran sekitar 1 jam-an aja dengan ketentuan jalanan normal dan gak ada pengalihan jalur. Nanti dari loket masuk kita akan melewati hutan-hutan (tenang aja, jalannya udah aspal mulus. gak kaya dulu yg masih bebatuan) sekitar beberapa belas kilometer hingga sampai di Savana Bekol. Kemudian 2 KM lagi untuk sampai ke Pantai Bama.

Tiket masuk TN Baluran adalah Rp. 16.000 per orang, dan tarif masuk sepeda motor Rp. 5.000. Kalau sampai Bekol aja, gak ada biaya tambahan lagi. Tapi kalau ke Pantai Bama, ada tambahan biaya parkir Rp. 3.000. Tenang aja, abang2 parkirnya helpful kok. Dari pas naro motor, sampe pas ngeluarin motor. Di Pantai Bama ini kita bisa ke dermaga mangrove nya, bisa juga main di pantai. Di sini juga banyak yang jualan makanan, dan tetap masih banyak monyetnya.

Waduk Bajulmati

Setelah dari TN Baluran, kami mampir sebentar ke waduk Bajulmati, sekitar beberapa KM ke barat dari gerbang TN baluran. Kemudian perjalanan kembali ke Banyuwangi. Kebetulan saat itu teman kami Hannif dan Reza baru nyampe Banyuwangi juga dari Bali. Jadi deh kami janjian makan ikan di sekitaran Watudodol.

Di Watudodol ini banyak warung dan resto yang tepat di samping laut. Jadi kalo makan di sekitaran sini, bisa langsung liat laut plus pulau Bali dari kejauhan. Saking dekatnya dengan Bali, beberapa kali jam ponsel saya berganti-ganti dari WIB ke WITA. Selesai makan ikan dan minum es kelapa muda, kami pulang deh kembali ke Banyuwangi.

Check out dari Banyuwangi

Karena keesokan harinya kami akan lanjut ke Malang, maka kami booking tiket kereta api satu-satunya rute Banyuwangi-Malang. Kereta ekonomi satu-satunya ini masih dengan seat 2-3 tegak berhadapan. Syukurlah harganya juga murah dan perjalanannya tidak terlalu lama. Tapi emang jadwalnya pagi banget. Berangkat dari Banyuwangi Kota pukul 05.33 WIB dan tiba di Malang Kota 12.37 WIB dengan tarif Rp 62.000 saja per orang.

Okay, dengan demikian berakhir sudah lebaran trip kami edisi Banyuwangi. Kalo ditanya masih mau ke Banyuwangi lagi atau udah cukup, saya sih masih mau yaaa.

Published by

aqied

eat, coffee, and travel

Leave a comment